Senin, 02 Juni 2008

Tetapkan Tujuan

Lagi-lagi saya harus mengelus-elus dada. Antara kekesalan dan kenyataan yang ada. Mula pertama, saya hanya berpikir ini tidak akan berdampak negatif. Tetapi semakin hari semakin banyak, siswa dan orang tua yang bertanya. "Apakah anak saya akan lulus UN, pak Wangsa ?". Hampir sebulan yang lalu, di tengah malam saya menerima SMS, "pak apa benar ada 5 anak yang tidak lulus tahun ini?". Saya tidak tahu, itu balasan saya via sms pula.

Beberapa hari kemudian beberapa anak meminta konfirmasi tentang hal itu, sorenya orang tua menelpon dengan nada yang sama. Pusing ! Tahunlalu juga ada issue seperti ini, tetapi tidak sebesar ini, dan saya masih bisa menanggapi. Tekanan kepada semua pihak tahun ini memang lebih besar. Jumlah mata ujian yang di-UN-kan bertambah, ujian perguruan tinggi yang sedikit banyak mengganggu konsentrasi siswa harus melalui banyak Ujian Mandiri, dan tentunya biaya kuliah yang melambung serta tempat duduk yang makin terbatas. Naiknya harga BBM, juga membuat siswa berpikir terlalu cepat dan mudah panas ( mirip solar, nggggggak nyambung bung!).

Dan hari ini saya baru bisa berpikir jernih, amat jernih. Ini bagian dari penghancuran karakter dan tujuan. Tanpa sadar anak-anak saya sedang diganggu konsentrasinya untuk menghadapi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi. Bayangkan betapa stressnya seorang siswa ketika ia sudah diterima ITB, tetapi belum tentu lulus SMA, kiiiiiiamat namanya. Akan lebih berat tekanannya kepada siswa yang memang belum mendapatkan apa-apa, seleksi PTN baru "akan" dilakoni, tetapi sudah ada beban "TIADAK LULUS". Sama halnya ketika saat Ujian Masuk Perguruan Tinggi ada seorang siswa terlambat hadir, terus dimarahi Menwa, dibawa ke ruang Panitia Lokal dimarahi pula, diberikan soal, diperintahkan masuk ke ruang ujian, TANPA PENAMBAHAN WAKTU. Seperti itulah kondisinya, siswa sudah mempersiapkan sebaik mungkin tiba-tiba ada tekanan seperti ini.

Semoga anak-anakku dapat berpikir posistif bahwa ini hanyalah tekanan yang diberikan oleh lawan-lawan mereka. Semangat nak, selamat berjuang, bapakmu akan selalu berdoa untuk kalian semua. Semoga Tuhan memudahkan usahamu untuk memberikan yang terbaik untuk keluarga dan kedua orang tua. Amin.

Tidak ada komentar:

Apa yang paling penting dalam penggunaan Internet