Rabu, 21 Mei 2008

Pelabuhan Ratu

Pelabuhan Ratu sedemikian kentalnya dengan aroma mistis. Dua puluh tahun yang lalu, 22 Juni 1988, sehabis ujian sekolah, saya dan beberapa teman satu genk. Rohis Fans Club, hehehe, kelompok anak-anak rohis. Liburan ke rumah Dadang Ridwan di Lodaya, Sukabumi, ada tiga malam kami menginap. Saya, Andika Fajar, Rudi Wahyudi, Baheramsyah, Taufik dan Dadang tentunya.

Hari ketiga kami akan berkunjung ke Pelabuhan Ratu, tepatnya Karang Hawu, serem juga. Dari Terminal Cibadak Rp. 1200 per orang. Kemaren tanggal 19 Mei 2008, saya dan 11 teman guru-guru SMA Negeri 8 Jakarta, mencoba kembali berkunjung. Ternyata JAUUUUUHHHHH banget. Kayakhnya 20 tahun yang lalu, nggak jauh-jauh amat. Sampai di lokasi kira-kira pukul 10.00 siang, dengan menumpang bus semi metro mini. Capek dan bahagia, kami menyebutnya Taddabur Alam.

Di karang hawu banyak hal membuat kami anak-anak rohis bingung, tidak boleh ini, tidak boleh itu dan sebagainya. Alhasil kami hanya menonton lautan yang bergenuruh, sampai ashar. Makan model rohis, rebutan dalam beberapa piring. Kekaguman kepada Allah makin bertambah, ALLAH Akbar.

1989, Cibarenok - Cisolok, ujung pelabuhan ratu. Pra studi ekskursi Geografi (PSEG 89). Kembali wilayah ini menjadi tempat sibuknya saya. Bayangkan setelah 3 bulan di uwek-uwek kakak kelas, akhirnya kami dilantik jadi mahasiswa GEOGRAFI UI sesungguhnya. Capek oiii. Tapi pas jurit malam, saya sempat ngerjain senior, hehehe. Suratman malah lebih parah, teman seangkatan dikerjaain, seakan-akan dia kakak senior. Dasar lu man.

1991, Lomba Lintas Alam Geografi se Jawa Bali, hehehehehe. Tempatnya lagi-lagi di Pelabuhan Ratu. Pengalaman buang air di Pantai Selatan yang seram, hehehe. Bersambung deh nanti. Mulai mengenal mak errrrrot. Waktu kesana, my friend mengatakan, " BU TOLONG MILIK SAYA DIKECILKAN." Hehehehehee

Tidak ada komentar:

Apa yang paling penting dalam penggunaan Internet